Berawal dari ingin hidup mandiri
saya memulai belajar jualan saat SD, mulai dari jualan alat tulis, berlanjut
jual pulsa dan membuka usaha Persewaan Kaset CD dan DVD game PC. Berbekal tekad
saya mengubah ruang tamu rumah menjadi tempat persewaan, dengan modal seadanya
usaha ini cukup berkembang. Namun ditengah jalan terpaksa tutup karena saya
harus menempuh kuliah di Jogja.
Menjadi mahasiswa yang mempunyai
tanggung jawab kepada orang tua bukanlah halangan untuk saya berwirausaha, di
sebuah organisasi saya dipertemukan dengan distributor Jas Hujan. Selama
beberapa bulan saya mencoba untuk berjualan jas hujan dan hasilnya lumayan.
Pada suatu ketika saya berfikir untuk melangkah lebih jauh lagi untuk membuat
sebuah produk yang dapat berkembang untuk kedepannya.
Mengangkat camilan khas yang cukup
terkenal dari daerah Sragen dimana tempat saya berasal yaitu kentang goreng
telur, saya ingin mengenalkan makanan tersebut di jogja yang terkenal akan
variasi makanannya. Berawal dari tekad tersebut saya mencari tempat untuk
berjualan, saya menentukan segmen pelajar/ mahasiswa. Dari organisasi kampus
juga saya mendapat tawaran tempat untuk berjualan di Kantin Teknik UGM di malam
hari.
Makanan ini pertama kali bernama
Pikachu, yang didirikan bersama teman saya Gigih. Modal awal kami seadanya
seperti kompor, blender, panci yang di bawa dari kampung halaman. Produksi kami
di samping ruang KMFT BEM karena masih belum mempunyai tempat produksi. Setiap pagi kami
produksi dan pada sore menjelang malam kami menjualnya. Tidak setiap hari
dagangan kami habis karena kantin malam pada saat itu masih sepi. Di tengah
semester ada seorang teman saya bernama Fathur bergabung dalam tim untuk
membantu produksi karena permintaan konsumen yang meningkat.
Tak terasa sudah satu semester kami
berjualan dan perpecahan pun terjadi, dikarenakan prestasi akademik Gigih turun
sehingga orang tuanya tidak memperbolehkan lagi untuk berjualan. Akhirnya saya
dan Fathur meneruskan usaha tersebut dan mencari Rumah Produksi. Nama jajanan pun
berubah setelah Gigih pergi, KeNiKu adalah nama baru dari Kentang Goreng Telur
dengan tag line “Rasakan Kelezatan Tanpa Batas”. Di semester baru ini saya
berencana untuk mencari karyawan yang bisa menjaga stan agar saya bisa fokus
pada kualitas produksi dan studi saya. Di rumah produksi baru saya dapat fokus meningkatkan kapasitas produksi walaupun masih kesulitan untuk membagi waktu antara
kuliah dan usaha.
Bangun pada malam hari untuk produksi,
mengantuk saat dikelas, terlambat masuk kelas, tidak mengerjakan tugas itu
semua sudah biasa saya alami. Pada akhir semester 4 ini saya dipertemukan
dengan beasiswa Mien R. Uno Foundation. Alhamdulillah, saya diterima dan
mendapat beasiswa tersebut pada Angkatan VI periode 2014-2015. Dari beasiswa
kewirausahaan tersebut saya belajar untuk membenahi kepribadian tentang tujuan
hidup dan membangun usaha agar dapat berkembang. Beasiswa MRUF memberikan training, coaching dan pameran yang sangat membantu perkembangan usaha saya.
Training memberikan ilmu tentang pemasaran, pencatatan keuangan, manajemen
waktu dan masih banyak lagi. Kami juga dipandu dan diarahkan melalui sesi coaching. Pada sesi coaching, saya dapat konsultasi tentang kendala-kendala dalam usaha
yang saya hadapi. Pada saat pameran saya dapat belajar untuk berkomunikasi langsung
dengan konsumen.
Semester baru telah dimulai,
akhirnya kami memutuskan untuk mencari karyawan produksi agar kami dapat fokus
pada pemasaran, hasilnya lumayan permintaan pasar bertambah. Saya memutuskan
untuk memperlebar sayap usaha saya dibidang kuliner. Saya mengambil alih usaha
Jagung Manis yang berada di samping swalayan di Jakal. Kendala-kendala mulai
saya alami ketika konsumen yang membeli sangat sedikit. Karena kurang teliti
dalam mengambil alih usaha tanpa menganalisanya terlebih dahulu, akhirnya Jagung
manis saya tutup karena sudah tidak prospek lagi. Usaha jagung manis tersebut
hanya bertahan selama 3 bulan.
Karena kontrak tempat dan gerobak
masih ada, saya mencoba untuk menjual KeNiKu ke segmen masyarakat umum disitu.
Cobaan terus datang, sulitnya mencari pasar di masyarakat yang harus
mengedukasi makanan baru menyebabkan cabang KeNiKu ini tidak bertahan lama.
Keuangan mengalami angka negatif dan akhirnya semua aset dan tempat saya jual. Untuk
saat ini saya fokus untuk membangun brand
terlebih dahulu di lingkungan teknik dan pengembangan variasi produk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar